Apa itu Komponen Produk Pariwisata (4A)?


Komponen Produk Pariwisata



Daya Tarik Wisata Menurut (Cooper, 1993) dalam (Suwena,2010) mengemukakan bahwa untuk memenuhi segala kebutuhan dan pelayanan tersebut, suatu daerah tujuan wisata tersebut harus didukung oleh 4 (empat) komponen utama dalam pariwisata atau biasanya dikenal dengan istilah “4A” yang harus dimiliki oleh sebuah daya tarik wisata, yaitu: attraction, accessbility, amenities, dan ancilliary. Adapun komponen-komponen tersebut yaitu: 

a. Attraction (Atraksi) Merupakan komponen yang signifikan dimana didalamnya terdapat keunikan tersendiri dimana akan menarik wisatawan berkunjung ke suatu daya tarik wisata tersebut. Suatu daerah bisa menjadi tujuan wisata ketika kondisinya  juga mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata. Apa saja yang dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan di suatu daerah. Untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus berkeyakinan kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu 1) Natural Resources (alami), 2) Atraksi wisata budaya, dan 3) Atraksi buatan manusia itu sendiri. Modal kepariwisataan itu bisa dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata dimana modal tersebut sudah ditemukan. Terdapat modal kepariwisataan yang nantinya bisa dikembangkan sehingga dapat menahan wisatawan selama berhari-hari bahkan berkali-kali dinikmati, atau pada waktu dan kesempatan lain wisatawan bisa berkunjung ketempat yang sama. Keberadaan atraksi tersebut menjadi alasan serta motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu daya tarik wisata (DTW). 

b. Amenities (Fasilitas) atau amenitas merupakan segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan, tempat ibadah, agen perjalanan. Ketika bisa menggunakan prasarana yang bisa terlihat sama dibangunlah sarana-sarana pariwisata seperti hotel, atraksi wisata, gedung pertunjukan, dan sebagainya. Adapun prasarana yang banyak diperlukan untuk pembangunan dan pengembangan sarana-sarana pariwisata ialah persediaan air, tenaga listrik, tempat pembuangan sampah, bandara, pelabuhan, teknologi komunikasi, dan lain-lain. Mengingat hubungan antar sarana dan prasarana, sudah terlihat jelas bahwa pembangunan prasarana pada umumnya harus mendahului sarana. Ada saatnya prasarana dibangun bersama-sama dalam rangka pembangunan sarana wisata itu sendiri. Suatu wilayah atau daerah dapat juga berkembang sebagai daerah tujuan wisata apabila aksesibilitasnya diatur dan dikelola dengan baik. Adanya hubungan timbal balik antara sarana dan prasarana. Dimana prasarana itu sendiri yang merupakan syarat untuk sarana, dan sebaliknya sarana dapat menyebabkan perbaikan prasarana di suatu daerah tujuan wisata. 
 
 
Sumber : Google
 
c. Accessibility (Aksesibilitas) merupakan hal yang paling penting dalam sebuah kegiatan pariwisata. Segala macam transportasi umum ataupun jasa transportasi menjadi akses penting dalam pariwisata. Tidak hanya itu, di sisi lainnya akses ini dimaksud dengan transferabilitas, yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Ketika suatu daerah maish minim terhadap ketersediaan aksesibilitas yang baik seperti bandara, pelabuhan, stasiun dan jalan raya, maka tidak akan ada wisatawan yang mempengaruhi perkembangan aksesibilitas di daerah tersebut. Jika suatu daerah tersebut sudah memiliki potensi pariwisata, maka harus disediakannya aksesibilitas yang sudah memadai sehingga daerah tersebut dapat dikunjungi oleh wisatawan. 

d. Ancilliary (Pelayanan Tambahan) Pelayanan tambahan sudah harus disedikan oleh Pemerintah daerah dari suatu daerah tujuan wisata baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang telah tersedia termasuk pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon, dan lain-lain) serta dapat mengkoordinir dengan baik segala macam aktivitas dan dengan segala peraturan perundang-undangan baik di jalan raya maupun di daya tarik wisata tersebut. Ancilliary sendiri juga pada hakikatnya merupakan hal–hal yang sangat mendukung sebuah kepariwisataan, seperti lembaga pengelolaan, Tourist Information, Travel Agent dan stakeholder ( Pemerintah daerah, investor, masyarakat lokal) yang berperan langsung dalam kepariwisataan. 

Jadi daya tarik wisata itu adalah segala potensi yang dimiliki oleh suatu daerah sehingga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung dan menikmatinya. 
 
Yuk liat video animasi ini mengenai Komponen Produk Pariwisata :)




Sumber Informasi :
Suwena, I.K. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.


Penulis & Editor : Adilah Ata Nazhima S.Par

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel