Main salju di Kashmir, India

Siapa bilang di India tidak bisa main salju dan ski? Keseruan main ski dan salju bisa traveler temukan di Gulmarg, India Utara.

Salah satu dari sekian banyak impian saya hingga saat ini adalah memegang salju secara langsung. Hal ini didasari karena saya sering melihat film-film bernuansa natal yang memang notabene identik dengan saljunya.

Waktu di bangku kuliah, saya sering traveling dengan gaya backpacker bersama teman-teman kampus saya, dimana kami merencanakan semuanya sendiri. Diimbangi dengan mencari informasi super lengkap dari internet, buku travel, dan bertanya dengan orang-orang yang sudah pernah ke daerah tersebut.

Nah, ceritanya akhir tahun 2017, sebuah ide tercetuk di dalam pikiran saya untuk jalan-jalan ke luar negeri yang terdapat saljunya, karena pada saat itu sedang musim dingin, dan sepertinya sudah saatnya saya mewujudkan impian ini.

Saya bersama ketiga teman, berencana mengambil langkah untuk menapakkan kaki di Beijing bulan Januari 2018, namun hal ini tidak jadi dikarenakan minimnya budget pada saat itu. Sempat terjadi keputusasaan, padahal kami semua ingin sekali traveling bareng sebelum berpisah dari bangku kuliah.

Beberapa hari kemudian ada satu ide lagi muncul lagi di kepala saya. Sepertinya Saya ingat waktu nonton salah satu film bollywood, mereka mengambil latar daerah yang ada saljunya, iya salju di India. Ternyata daerah itu ada di bagian utara India, daerah yang terkenal dengan istilah 'Surga Dunia'.

Mulai dari situ, saya dan teman-teman langsung merencanakan untuk ke India, persiapan dimulai dari tiket pesawat, hotel sampai tiket gondola di Kashmir. Persiapan ini cukup singkat dan padat, hanya butuh 3 bulan saja karena kami berangkat awal bulan Maret.

Kami datang ke India melalui Jaipur, dengan alasan karena tiketnya yang murah dan juga terakses E-Visa India yang bisa dibuat langsung di website, dan senangnya mulai akhir Mei 2018 E-Visa India gratis.

Tibalah bulan Maret yang sudah kami nanti-nantikan, libur telah tiba yeay hatiku gembira. Setelah melalui perjalanan panjang kami sampai di Jaipur pada tanggal 6 Maret 2018. Paginya kami langsung sightseeing.

Setelah dari Jaipur, kami berangkat ke Agra menggunakan bus yang terbilang cukup murah, tapi dari segi kualitas tetap bis-bis Indonesia lebih bagus, hehe. Sampai di Agra, kami berkunjung ke Taj Mahal, dan menikmati pasar malam yang ada di sana.

Besok harinya, kami berangkat ke New Delhi, Ibukota dari India sendiri. Kota ini sangat padat, ramai, tingkat kriminalitas lebih tinggi dari kota-kota lain yang ada di India. Kami sempat jalan-jalan, walaupun terbilang singkat karena kami agak sulit untuk mencari tiket menuju Srinagar.

Sempat kehabisan tiket kereta api, tidak memutuskan niat kami untuk mencari jalan lain, akhirnya kami menemukan salah satu tour & travel lokal yang ada di depan stasiun. Dari sanalah kami mengetahui ada bis dari New Delhi ke Jammu.

Kami sempat bernegosiasi dengan pemilik travel tersebut agar dikasih murah, dengan sedikit sentilan maut donk tentunya. Akhirnya kami berhasil mendapatkan tiket bus menuju Jammu dengan harga 1.100 rupees (Rp 233 ribu). Jammu merupakan kota perbatasan untuk memasuki India Utara.

Malam harinya, saat itu tanggal 9 Maret 2018 kami menuju Jammu yang terbilang cukup jauh dan memakan waktu selama kurang lebih 10 jam perjalanan. Pagi harinya tibalah kami di Jammu, sempat bingung mencari taxi cab yang bisa mengangkut kami menuju Srinagar karena banyak sekali calo-calo yang menawarkan jasanya ke kami.

Setelah 30 menit melakukan investigasi dengan para calo taxi cab, kami menemukan taxi cab yang murah sesuai dengan kantong mahasiswa kere, contohnya ya kamilah, harganya itu 1000 rupees (Rp 211 ribu) total yang kami keluarkan dari New Delhi sampai Srinagar adalah 2.100 rupees (Rp 433 ribu), nilai ini jauh lebih murah ketimbang naik pesawat.

Saya sempat melihat papan arah menuju Srinagar, jarak yang ditempuh sekitar 400 km, namun supir memberitahu kepada kami bahwa lama perjalanan sekitar 8 jam, ternyata jalanan ke Kashmir tidak semulus mukanya Justin Bieber.

Banyak sekali jalanan yang masih rusak dan sempitnya jalan tersebut. Tidak hanya itu, perlu kalian ketahui bahwa Jalanan dari Jammu-Srinagar itu masih diberlakukan sistem buka tutup jalan seperti di Puncak, Bogor.

Sore harinya, tiba kami di Srinagar dengan keadaan yang cukup lelah dan ingin rasanya saya tidur di atas kasur yang empuk. Btw, kami langsung diantar ke penginapan kami yang ada di Sungai Dal Lake, salah satu sungai terluas dan kebanggan masyarakat Srinagar.

Penginapan kami kali ini bertemakan House Boat dimana kami akan tinggal selama 3 hari di kapal apung, wah seru banget ya. Untuk menuju house boat, satu-satunya akses harus melewati sungai tersebut, untungnya pihak houseboat menyediakan perahu untuk kami.

Setelah berkenalan dengan pemiliknya yang sangat ramah dan baik, kami istirahat hingga malam hari. Sebelum makan malam, kami diajak berkeliling sungai Dal Lake, walupun gelap namun sensasi dan kebersamaan kami seperti lebih kuat, kami mengobrol dan menceritakan hal-hal lucu selama perkuliahan.

Tidak hanya itu, kami juga sempat ditawari untuk berbelanja di pasar apung, apa daya uang kami pas-pasan. Setelah kurang lebih 2 jam, kami kembali ke houseboat untuk makan malam. Wah senang sekali semua sudah dipersiapkan.

Selama beberapa hari di India, saya sudah merasakan kebosanan dengan citra rasa makanan India yang terbilang gitu-gitu aja. Bagaimana tidak? setiap ada makanan pasti ada Kari, sangat membosankan. Sebelum tidur, kami briefing dengan pemilik houseboat sekaligus supir untuk 3 hari ke depan kami di Srinagar.

Besok paginya, kami bangun dengan sukacita karena hari ini adalah hari yang sangat dinantikan oleh kami khususnya saya sendiri. Namun, saya tidak berani mandi karena cuaca di sini dingin sekali, padahal belum ada saljunya.

Agenda hari ini adalah jalan-jalan ke Gulmarg, salah satu destinasi yang memiliki panorama indah dan luar biasa karena kami akan dibawa untuk menikmati pegunungan Gulmarg dari gondola.

Perjalanan dari kota Srinagar ke Gulmarg ditempuh 1,5 jam. Di sepanjang jalan kami melihat masyarakat lokal beraktivitas, melihat bukit-bukit seperti di film 3 Idiot, dan melihat kamu di dalam pikiran aku.

Sempat melihat map sebelumnya, bahwa Srinagar terletak di antara Pakistan dan juga China, sampai sekarang masih kepikiran bahwasannya Kashmir sempat ingin direbut oleh Pakistan dan Cina, namun India tetap memperkuat daerahnya tersebut. Sampai sekarang, di jalan banyak sekali tentara-tentara India yang siap bertugas untuk mengamankan daerah tersebut.

Oh iya, kami hampir tiba di Gulmarg, namun sebelum itu Supir membawa kami ke tempat penyewaan sepatu boot untuk dipakai di tanah Salju, karena jika kami memakai sepatu biasa itu sangat licin dan bisa-bisa kami terjatuh.

Tiba di Gulmarg, jarak antara parkir mobil dan base gondola sekitar 2 km. Tapi, baru saja turun dari mobil, kami sudah dikerubutin para manusia yang nawarin ini itu. Jadi guide lah, permainan slider lah, persewaan ini itu. Yang perlu dilakukan adalah cukup bilang no.

Tapi, mereka terus nawarin sepanjang jalan kayak orang ngajak berantem. Dan kami pun cuek dan mereka pergi dengan sendiri, oh iya orang-orang di Kashmir sendiri terbilang cukup agresif terhadap wisatawan mancanegara, so jika ke sini harus tahan mental dan cuek saja jika ditawarkan apapun.

Sampai di base kami mengantri untuk membeli tiket gondola. Oh iya, perlu kalian ketahui Gondola di Gulmarg ini adalah satu satu gondola terbaik di Asia dan juga tertinggi di dunia setelah pegunungan Alpen di Swiss. Wah seru banget ya!

Apalagi saya sendiri belum pernah naik gondola di gunung es seperti ini, cuma pernah naik gondola di Ancol. Jadi wajar saja jika ramai pengunjung dan diharuskan untuk mengantre.

Lihat di internet harga untuk ke phase 2 (sudah include phase 1) adalah 950 rupees. Tapi sampai di counter tertulis jika ingin ke phase 2 harus beli juga phase 1 seharga 740 rupees. Jadi total yang harus di bayar 950+740=1690 rupees (sekitar Rp 356 ribu) pulang pergi. Itu peraturan dibuat mulai dari Desember 2017.

Memang yang paling ngeselin dari India ini, yaitu selalu memberi harga yang mahal buat turis asing. Tapi ngga apa-apa sih, sebenarnya ini jauh lebih murah dari harga cable car Mount Titlis Swiss (Rp 1,6 juta) dan Mount Blanc (Rp 900 ribu).

Setelah membeli tiket Gondola, kami berpamitan dengan supir kami Bilal karena dia tidak bisa menemani kami sampai atas, jadinya kami langsung menuju stasiun gondolanya. Beruntung kami 4 orang, karena Kapasitas gondola max itu empat orang ternyata.

Pertama kali naik cable car di gunung es sungguh senang pake banget diriku ini. Seperti anak-anak yang baru dikasih mainan baru dan sedikit ndeso, harap maklum. Pemandangannya sungguh luar biasa, saya mengucap syukur kepada Allah SWT sudah menciptakan salah satu tempat indah yang belum pernah saya lihat secara langsung.

Oh iya, sebagaian besar penumpang memang cuma sampai phase 1 saja. Karena di sini areanya lumayan datar. Bisa foto-foto, belajar main ski, snowboard, motor, dll. Tapi dari semua itu, saya hanya mencoba belajar main ski, ternyata cukup sulit untuk pemula seperti saya. Saya diajarkan banyak sekali teknik-teknik dasar yang membuat saya ketagihan untuk bermain ski, saya bermain kurang lebih 1 jam.

Oh iya, sebelum belajar main ski dari phase 1 kami langsung lanjut ke phase 2 dulu. Sempat ada tragedi dimana, seseorang tiba-tiba ingin masuk ke dalam gondola kami, dan kami pun dengan tegas mendorong dia keluar karena kami tahu dia pasti ada maunya.

Wih, makin tinggi dan makin keren viewnya, nikmat mana lagi yang mau engkau dustakan. Pas keluar stasiun gondola, makkk dingin banget cuyyyy. Anginnya kencang dan sungguh dingin. Ternyata dari sini kita bisa mendaki lagi sampai ke puncak yang sepertinya sudah terlihat.

Nampak beberapa orang berusaha untuk mendaki dan ada pula yang turun. Tapi kami cukup santai dan berfoto-foto di dekat stasiun gondola, menikmati indahnya ciptaan tuhan dan bersyukur impian saya sudah tercapai pada saat itu juga.

Kami di atas puncak kurang lebih 1 jam, dan sepertinya kepala sudah mulai pusing, masuk angin, dan akhirnya kami memutuskan untuk turun ke phase 1. Dari phase 1 itulah, saya belajar main ski. Saya bersama satu teman saya belajar main ski dan dua lainnya berfoto-foto ria.

Sore hari kami sudah lelah dan berniat untuk kembali untuk balik ke Srinagar. Sepanjang perjalanan kami masih memikirkan apa yang telah kami rasakan, lihat dan dengar.

Selalu bersyukur bahwa nikmat dari allah swt pasti selalu ada, salah satunya mewujudkan mimpi saya dan teman-teman saya untuk menginjakkan kaki di daerah yang bersalju untuk pertama kalinya dan juga menaiki gondola yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di video, cerita orang yang sudah pernah kesana. Semua terwujud, berkat niat, kerja keras, doa dari orang tua dan teman-teman terdekat, kami bisa melakukan itu semua.






Add me on?

Whatsapp: 0895375842228
Facebook: Dilah atha nazhima
Line: Dilahatha
Instagram: Dilahatha
Path: dilahatha
Email: adilah_ok@yahoo.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel